Selain Menjual Kayu gaharu tabii kami juga menjual kayu gaharu sinai / sanai dengan kualitas yang beragam dan dalam kuantiti yang banyak sebagaimana yang anda inginkan. Dibawah ini adalah beberapa contoh kayu gaharu sinai. Mulai dari yang kelas biasa sampai dengan kelas bagus .
In addition Sell tabi'i agarwood oudh wood we also sell eaglewood Sinai / Sanai with varying quality and in quantity are many as you want. Below are some examples of agarwood oudh wood Sinai. Starting from the regular classroom to a good grade.
Grade SS Double Super = 250 $ / kg |
Terdapat banyak kelas gaharu sinai yang kami punya. Selain kelas double super sinai juga masih mempunyai kelas lain yang di bawahnya seperti :
SS Super Sanai = 175 $ / kg |
Jika anda memerlukan grade yang lebih rendah lagi maka kami sediakan dengan harga yang beragam
SS OK = 105 US$/ kg |
Ada juga grade yang dibawahnya seperti ini :
95 US$ / kg |
Jika anda berminat dengan kayu sinai ini silahkan kontak admin kami, dengan senang hati kami akan melayani anda. Pemesanan Minimum untuk ke luar adalah 10 kg.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Jual Kayu Gaharu Sanai Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Hermawan Kartajaya (2004: 144), brand merupakan nilai utama pemasaran. Jika situasi persaingan meningkat, peran pemasaran akan makin meningkat pula dan pada saat yang sama peran brand akan semakin penting. Anda juga bisa melihat pusat gaharu indonesia disini. Dengan demikian, brand saat ini tak hanya sekedar identitas suatu produk saja dan hanya sebagai pembeda dari produk pesaing, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
Pasar telah dibanjiri berbagai jenis barang yang diproduksi massal, akibatnya konsumen pun menghadapi terlalu banyak pilihan produk, namun sayangnya informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran sangat minimum sekali. Dalam kondisi seperti itu, produsen harus punya keahlian untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan kekuatan mereknya sebab pada saat brand equity sudah terbentuk, maka ia akan menjadi aset yang sangat berharga sekali bagi perusahaan.
Jual Kayu Gaharu Sinai Simamora (2001: 66), dalam bukunya ”Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset” mengatakan brand equity adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada konsumen. Dengan brand equity, nilai total produk lebih tinggi dari nilai produk sebenarnya secara obyektif. Ini berarti, bila brand equity-nya tinggi, maka nilai tambah yang diperoleh konsumen dari produk tersebut akan semakin tinggi pula dibandingkan merek-merek produk lainnya.
Karena hal itu, pada akhirnya brand akan mampu menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita, 2005: 18). Produk yang telah memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru. Lain dari produk yang bisa dengan mudah ditiru oleh pesaing, sebuah brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu tidak akan mudah diciptakan. Dengan brand equity yang kuat, konsumen memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya.Seller Sinai Indonesia Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan yang cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi nasi. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang terjangkau, dan cukup mengenyangkan.
Meningkatnya permintaan ini juga menimbulkan meningkatnya persaingan dikategori produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain; dari grup Indofood ada Indomie, Sarimi dan Supermi; dari grup Wings Food ada Mie Sedaap; dari Grup ABC ada Mie ABC dan Mie President; dari PT. Delly Food SC ada Miduo dan Mie Gelas ,dll. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai universitas negeri ternyata memiliki peminat yang terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan pernah tercatat memiliki peminat terbesar se-Indonesia untuk program studi tertentu. Sebagian besar mahasiswanya memilih tinggal di kost-kost. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar Semarang, bahkan ada yang dari luar Jawa.
Sebagai seorang anak kost, pendapatan utama berasal dari kiriman orangtua tiap bulannya. Rata-rata dari mereka belum mempunyai penghasilan tetap. Jadi disini, perilaku mengkonsumsi mie instan merupakan hal yang biasa, mengingat mie instan adalah produk yang harganya cukup terjangkau untuk anak-anak kost, praktis, dan cukup mengenyangkan sebagai pengganti nasi, akhirnya banyak mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan.
Berdasarkan survey pendahuluan peneliti tentang brand mie instan yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Brand-brand Mie instan yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Brand Prosentase
Indomie 53,33%
Mie Sedaap 30%
Supermie 13,33%
Gaga Mie 3,34%
Sumber: data primer diolah tahun 2007
jual sinai indonesia Dari tabel 1 diatas terlihat Indomie memperoleh prosentase sebesar 53,33%, Mie Sedaap sebesar 30%, Supermie memperoleh prosentase sebesar 13,33%, dan Gaga Mie sebesar 3,34%. Dapat disimpulkan brand Indomie dengan Mie Sedaap merupakan dua brand mie instan yang diminati oleh sebagian besar mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Pasar telah dibanjiri berbagai jenis barang yang diproduksi massal, akibatnya konsumen pun menghadapi terlalu banyak pilihan produk, namun sayangnya informasi tentang kualitas-kualitas produk yang ada di pasaran sangat minimum sekali. Dalam kondisi seperti itu, produsen harus punya keahlian untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan kekuatan mereknya sebab pada saat brand equity sudah terbentuk, maka ia akan menjadi aset yang sangat berharga sekali bagi perusahaan.
Jual Kayu Gaharu Sinai Simamora (2001: 66), dalam bukunya ”Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset” mengatakan brand equity adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada konsumen. Dengan brand equity, nilai total produk lebih tinggi dari nilai produk sebenarnya secara obyektif. Ini berarti, bila brand equity-nya tinggi, maka nilai tambah yang diperoleh konsumen dari produk tersebut akan semakin tinggi pula dibandingkan merek-merek produk lainnya.
Karena hal itu, pada akhirnya brand akan mampu menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita, 2005: 18). Produk yang telah memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru. Lain dari produk yang bisa dengan mudah ditiru oleh pesaing, sebuah brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu tidak akan mudah diciptakan. Dengan brand equity yang kuat, konsumen memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya.Seller Sinai Indonesia Pola konsumsi masyarakat kini telah banyak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Makanan-makanan yang cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi nasi. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang terjangkau, dan cukup mengenyangkan.
Meningkatnya permintaan ini juga menimbulkan meningkatnya persaingan dikategori produk mie instan. Produk-produk mie instan yang ada dipasaran antara lain; dari grup Indofood ada Indomie, Sarimi dan Supermi; dari grup Wings Food ada Mie Sedaap; dari Grup ABC ada Mie ABC dan Mie President; dari PT. Delly Food SC ada Miduo dan Mie Gelas ,dll. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai universitas negeri ternyata memiliki peminat yang terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan pernah tercatat memiliki peminat terbesar se-Indonesia untuk program studi tertentu. Sebagian besar mahasiswanya memilih tinggal di kost-kost. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar Semarang, bahkan ada yang dari luar Jawa.
Sebagai seorang anak kost, pendapatan utama berasal dari kiriman orangtua tiap bulannya. Rata-rata dari mereka belum mempunyai penghasilan tetap. Jadi disini, perilaku mengkonsumsi mie instan merupakan hal yang biasa, mengingat mie instan adalah produk yang harganya cukup terjangkau untuk anak-anak kost, praktis, dan cukup mengenyangkan sebagai pengganti nasi, akhirnya banyak mahasiswa yang mengkonsumsi mie instan.
Berdasarkan survey pendahuluan peneliti tentang brand mie instan yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Brand-brand Mie instan yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Brand Prosentase
Indomie 53,33%
Mie Sedaap 30%
Supermie 13,33%
Gaga Mie 3,34%
Sumber: data primer diolah tahun 2007
jual sinai indonesia Dari tabel 1 diatas terlihat Indomie memperoleh prosentase sebesar 53,33%, Mie Sedaap sebesar 30%, Supermie memperoleh prosentase sebesar 13,33%, dan Gaga Mie sebesar 3,34%. Dapat disimpulkan brand Indomie dengan Mie Sedaap merupakan dua brand mie instan yang diminati oleh sebagian besar mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar